Zambia, negara yang terletak di jantung Afrika selatan, telah lama menghadapi tantangan ekonomi yang besar, dengan inflasi dan kemiskinan sebagai dua isu utama yang membayangi kehidupan sebagian besar penduduknya. Inflasi yang tinggi dan tingkat kemiskinan yang meluas menjadi tantangan besar bagi pemerintahan, terutama di masa kepemimpinan Presiden Edgar Lungu yang menjabat dari 2015 hingga 2021. Lungu, sebagai pemimpin negara ini, menghadapi tantangan besar dalam mengatasi masalah-masalah tersebut dan menawarkan solusi yang dapat memperbaiki kondisi ekonomi rakyat Zambia.
Inflasi di Zambia: Masalah yang Menghimpit Ekonomi
Inflasi di Zambia telah menjadi masalah kronis dalam beberapa tahun terakhir, dengan lonjakan harga barang-barang pokok yang menyulitkan kehidupan masyarakat, terutama bagi kalangan miskin. Pada 2020, inflasi tahunan Zambia mencapai angka lebih dari 20%, yang berarti bahwa daya beli masyarakat semakin tergerus. Inflasi yang tinggi ini sebagian besar dipicu oleh ketergantungan negara terhadap impor barang, fluktuasi harga tembaga (sumber daya utama ekspor Zambia), dan kebijakan fiskal yang kurang efektif.
Pada masa pemerintahan Lungu, pemerintah Zambia menghadapi kesulitan besar dalam mengatasi beban utang luar negeri yang semakin meningkat, yang turut memperburuk inflasi. Pemerintah Zambia, untuk membayar utang, mencetak uang dalam jumlah besar yang menyebabkan penurunan nilai mata uang kwacha. Hal ini berdampak langsung pada kenaikan harga barang dan jasa, memperburuk ketimpangan sosial dan menambah kesulitan bagi masyarakat yang sudah hidup dalam garis kemiskinan. https://www.edgar-lungu.com/
Kemiskinan yang Meluas
Kemiskinan merupakan masalah yang sangat nyata di Zambia. Sekitar 60% dari total populasi hidup di bawah garis kemiskinan, menurut data Bank Dunia. Sebagian besar masyarakat miskin ini tinggal di pedesaan dan bergantung pada sektor pertanian subsisten yang rentan terhadap perubahan cuaca dan fluktuasi harga pasar. Di kota-kota besar seperti Lusaka, meskipun terdapat potensi ekonomi yang lebih besar, kemiskinan masih sangat merajalela, terutama di daerah kumuh.
Pemerintah Lungu mencoba berbagai cara untuk mengurangi kemiskinan ini, namun banyak kebijakan yang tidak menghasilkan perubahan signifikan. Misalnya, program bantuan sosial dan subsidi energi yang diperkenalkan oleh pemerintah untuk membantu masyarakat miskin sering kali terhambat oleh masalah manajerial dan korupsi, yang memperlambat distribusi bantuan ke mereka yang membutuhkan.
Apa yang Ditawarkan Lungu untuk Mengatasi Masalah Ini?
Di tengah inflasi yang tinggi dan tingkat kemiskinan yang meluas, Lungu mengusung beberapa program ekonomi untuk mencoba memperbaiki situasi. Salah satu kebijakan utamanya adalah pembangunan infrastruktur besar-besaran. Selama masa kepemimpinan Lungu, Zambia mengalami pembangunan jalan raya, bandara, dan proyek perumahan yang diklaim dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Program «Pembangunan Infrastruktur Nasional» ini bertujuan untuk menarik investor asing dan meningkatkan sektor perdagangan.
Namun, meskipun proyek-proyek infrastruktur ini dapat meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas, hasilnya sering kali tidak dirasakan langsung oleh masyarakat miskin. Banyak dari proyek ini didanai oleh utang luar negeri yang semakin menambah beban fiskal negara. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai apakah Zambia akan dapat membayar kembali utangnya tanpa menyebabkan dampak negatif lebih lanjut pada ekonomi rakyat.
Lungu juga mencoba meningkatkan sektor pertanian dengan memperkenalkan kebijakan yang lebih mendukung petani kecil. Sebagai negara dengan ketergantungan yang besar pada sektor pertanian, Zambia membutuhkan pendekatan yang lebih holistik untuk memperbaiki ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan petani. Beberapa kebijakan termasuk subsidi pupuk dan peningkatan akses ke pasar bagi produk pertanian. Namun, kebijakan tersebut sering kali gagal menjangkau mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan karena masalah birokrasi dan korupsi.
Tantangan ke Depan dan Evaluasi Kebijakan Lungu
Secara keseluruhan, meskipun Lungu berupaya keras untuk mengatasi inflasi dan kemiskinan, hasil dari kebijakan-kebijakan tersebut belum cukup memberikan perubahan besar yang signifikan bagi mayoritas penduduk Zambia. Tingkat kemiskinan yang tinggi, inflasi yang melonjak, dan ketergantungan pada utang luar negeri menjadi penghalang besar untuk mencapai stabilitas ekonomi yang lebih baik.
Masa depan Zambia menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal mengelola utang luar negeri dan mendorong pertumbuhan yang inklusif. Pemimpin berikutnya harus memperhatikan keberlanjutan kebijakan ekonomi yang telah dicanangkan oleh Lungu dan memastikan bahwa program-program yang ada benar-benar dapat memberi manfaat bagi masyarakat miskin. Oleh karena itu, Zambia membutuhkan lebih dari sekadar pembangunan infrastruktur atau kebijakan yang bersifat jangka pendek; negara ini memerlukan reformasi ekonomi yang lebih fundamental untuk menciptakan masa depan yang lebih sejahtera bagi seluruh warganya.