Pengamatan bulan dan gerhana merupakan salah satu kegiatan ilmiah sekaligus keagamaan yang memiliki nilai penting dalam tradisi Islam. Di tengah derasnya arus digitalisasi dan modernisasi, Falakiyah NU Bojonegoro tetap konsisten menjalankan kegiatan pengamatan hilal dan gerhana sebagai bagian dari pelestarian ilmu falak yang telah diwariskan turun-temurun. Tidak hanya berorientasi pada akurasi astronomi, kegiatan ini juga mengandung unsur spiritualitas, edukasi, serta kontribusi nyata terhadap kebutuhan umat Islam dalam penentuan waktu-waktu ibadah.
1. Makna Pengamatan Bulan dan Gerhana dalam Islam
Dalam Islam, bulan memiliki peran sentral dalam penentuan kalender Hijriah. Penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah misalnya, sangat bergantung pada pengamatan hilal (bulan sabit pertama). Begitu pula dengan gerhana, baik gerhana matahari maupun bulan, yang menjadi momen khusus dalam syariat Islam, karena dianjurkan untuk melaksanakan salat khusuf dan kusuf sebagai respons spiritual terhadap fenomena tersebut.
falakiyah NU Bojonegoro menjalankan pengamatan ini tidak semata sebagai tradisi keilmuan, tetapi juga sebagai bentuk khidmah terhadap umat. Melalui metode rukyat (pengamatan langsung) yang dikombinasikan dengan hisab (perhitungan astronomi), lembaga ini memastikan bahwa keputusan-keputusan keagamaan seperti penetapan awal puasa atau Idul Fitri didasarkan pada data ilmiah yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Kegiatan Rutin Pengamatan Bulan
Setiap menjelang akhir bulan Hijriah, Falakiyah NU Bojonegoro secara rutin melakukan rukyatul hilal di berbagai titik strategis, seperti daerah perbukitan atau gedung tinggi yang memiliki visibilitas langit yang baik. Kegiatan ini melibatkan para ahli falak, santri, dosen, serta masyarakat umum yang ingin belajar langsung tentang metode pengamatan bulan.
Pengamatan dilakukan menggunakan alat bantu optik seperti teleskop dan theodolit, serta perangkat lunak astronomi modern. Data yang diperoleh kemudian dicatat dan dikonfirmasi sebagai bagian dari laporan resmi kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) atau Kementerian Agama RI.
Kegiatan ini bukan hanya bersifat teknis, tetapi juga edukatif. Banyak pelajar dan mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini sebagai bagian dari pembelajaran praktikum ilmu falak. Bahkan tidak jarang, kegiatan ini dijadikan sarana wisata edukasi religi bagi masyarakat sekitar Bojonegoro.
3. Observasi Fase-fase Gerhana: Kombinasi Ilmu dan Iman
Selain pengamatan hilal, Falakiyah NU Bojonegoro juga aktif dalam observasi gerhana bulan dan matahari. Gerhana dianggap sebagai salah satu tanda kebesaran Allah yang mengajak manusia untuk merenung dan memperkuat keimanan. Oleh karena itu, setiap kali terjadi gerhana, lembaga ini menyelenggarakan dua kegiatan utama: observasi astronomi dan salat gerhana berjamaah.
Proses observasi gerhana dilakukan secara terbuka, dan masyarakat diundang untuk melihat langsung peristiwa alam tersebut menggunakan teleskop. Petugas dari Falakiyah akan menjelaskan fase-fase gerhana, seperti kontak awal, fase total, dan akhir gerhana, secara ilmiah namun mudah dipahami.
Sementara itu, salat gerhana diselenggarakan sebagai bentuk ibadah dan penghayatan atas kebesaran ciptaan Allah. Kegiatan ini menjadi momentum edukatif yang sangat lengkap: menggabungkan sains, spiritualitas, dan kebersamaan sosial.
4. Edukasi dan Literasi Astronomi Islam
Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini adalah membangun literasi astronomi Islam di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Ilmu falak yang selama ini dianggap sulit dan hanya dipahami oleh kalangan tertentu, melalui kegiatan pengamatan ini dihadirkan dalam bentuk yang praktis, menarik, dan aplikatif.
Falakiyah NU Bojonegoro secara aktif membuat dokumentasi, menyebarkan hasil pengamatan melalui media sosial, serta melakukan pelatihan kepada guru-guru madrasah dan pesantren. Dengan cara ini, pemahaman tentang ilmu falak tidak berhenti di kalangan ahli, tetapi menyebar luas sebagai bagian dari tradisi keilmuan Islam.
5. Kolaborasi dan Jejaring Nasional
Falakiyah NU Bojonegoro juga menjalin kerja sama dengan lembaga falak dari berbagai daerah serta institusi akademik dan pemerintah. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi data, saling berbagi informasi, dan memperkuat posisi ilmu falak sebagai jembatan antara sains dan agama. Selain itu, kegiatan ini menjadi bukti bahwa umat Islam dapat memanfaatkan teknologi modern tanpa meninggalkan nilai-nilai spiritual dan tradisi ilmiah.
Kegiatan pengamatan bulan dan fase-fase gerhana oleh Falakiyah NU Bojonegoro merupakan kombinasi unik antara keilmuan astronomi dan keagamaan. Di tengah tantangan era digital, kegiatan ini bukan hanya mempertahankan warisan keilmuan klasik Islam, tetapi juga menyajikannya dalam format yang relevan dengan zaman. Melalui pendekatan yang ilmiah, terbuka, dan edukatif, Falakiyah NU Bojonegoro tidak hanya memberikan kontribusi dalam bidang falak, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya memahami tanda-tanda alam sebagai bagian dari ibadah dan ketakwaan.